JUDUL :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
DI SD IT AL MUKMINUN NGRAMBE
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha
sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk
membantu peserta didik mengalami proses pemanusiaan kearah tercapainya pribadi
yang dewasa/susila yaitu sosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh
bekal ilmu pengetahuan serta memiliki integritas moral yang tinggi sehingga
dalam perjalanannya nanti, manusia yang selalu siap baik jasmani maupun rohani.
Kebanyakan
dari masyarakat modern menomorduakan pendidikan agama setelah pendidikan mum
bagi anak-anak mereka. Padahal pendidikan agama merupakan
bagian terpenting dalam
program pengajaran pada setiap
jenjang lembaga pendidikan.
Ajaran agama islam membawa
umat manusia menuju
jalan yang lurus, berakhlak mulia
dan bertaqwa kepada Allah SWT sehingga ia
menjadi orang dewasa yang berbudi pekerti luhur menurut ukuran Islam. Hal ini sesuai
dengan pengertian pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Drs. Ahmad D. Marimba.
Menurut Drs.
Ahmad D. Marimba “Pendidikan Islam
adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam”.
Dalam era yang penuh persaingan ini, moral dan
akhlak seseorang semakin dikesampingkan guna mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Karena persaingan inilah di kalangan masyarakat mulai muncul sikap
individual yang mementingkan kepentingannya sendiri dan tidak memperdulikan
kepentingan orang lain. Akibatnya muncul
kerusuhan dan pertikaian di tengah
mayoritas masyarakat yang saat ini mulai sadar akan pentingnya pendidikan. Hal ini terjadi karena perubahan
pola pikir masyarakat yang mengukur kesuksesan dengan materi semata sehingga
lebih banyak yang memilih untuk belajar ilmu pengetahuan umum dan teknologi
tanpa diseimbangkan dengan ilmu agama dan nilai moral.
Oleh karena itu, seorang pendidik di bidang
pendidikan agama islam seharusnya mampu menanamkan nilai-nilai akhak yang mulia
kepada peserta didiknya. Melalui pendidikan agama islam sejak dini inilah
akan terbentuk akhlak mulia sebagai
bekal masa depannya kelak serta menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi dalam
kehidupan bermasyarakat. Pada kegiatan
belajar mengajar di sekolah seorang pendidik harus dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilannya terutama dalam metode dan strategi pembelajaran
yang berkembang cepat saat ini sesuai dengan lajunya teknologi. Melalui model pembelajaran Cooperative
Learning (CL) yang akan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan
inovatif, materi pelajaran Aqidah Akhlak
yang kebanyakan peserta didik menganggapnya sebagai pelajaran yang biasa
akan berubah menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga
dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan kognitif peserta didik.
Dalam model pembelajaran Cooperative Learning
(CL) tidak hanya mempelajari materi saja, namun peserta didik juga harus
mempelajari ketrampilan-ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif.
Ketrampilan ini berfungsi untuk memperlancar hubungan kerja dan tugas. Peranan
hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota
kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota
kelompok selama kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat meningkatkan hubungan
sosial antar peserta didik sehingga dapat saling memahami dan menghargai
berbagai karakter peserta didik yang lain. Selain itu nilai aqidah akhlak dalam materi pelajaran
akan dengan mudah dipahami dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan
model pembelajaran Cooperative Learning (CL) di SD
Islam Terpadu Al Mukminun Ngrambe tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana hasil dari
penerapan model pembelajaran Cooperative Learning (CL) pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak terhadap akhlak peserta didik di SD Islam Terpadu
Ngrambe tahun pelajaran 2012/2013?
3. Mengapa
model pembelajaran Cooperative Learning (CL) digunakan dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak di SD Islam Terpadu Al Mukminun Ngrambe tahun
pelajaran 2012/2013?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini diperlukan pembatasan masalah
agar masalah yang diteliti menjadi lebih fokus dan jelas. Peneliti memfokuskan
penelitian pada penerapan model pembelajaran Cooperative Learning (CL)
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di SD Islam Terpadu Al Mukminun Ngrambe,
apakah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning (CL) dapat
efektif menumbuhkan motivasi dan minat belajar peserta didik sehingga
berpengaruh pada perubahan akhlak peserta didik. Selain itu penelitian ini
difokuskan untuk mencari alasan mengapa menggunakan model pembelajaran Cooperative
Learning (CL) pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di SD Islam Terpadu Al
Mukminun Ngrambe.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapar
memberikan kegunaan sebagai berikut :
- Dapat
dijadikan sebagai salah satu alterrnatif metode pembelajaran Aqidah Akhlak
dalam upaya membangkitkan motivasi belajar dan keaktifan peserta didik sehingga mampu memahami
materi pelajaran yang disampaikan sehingga terbentuk akhlak yang mulia
pada diri peserta didik.
2. Dapat dijadikan solusi untuk memperbaiki
mutu pembelajaran, khususnya studi Aqidah Akhlak agar lebih efektif dan
menyenangkan bagi peserta didik.
3.
Dapat dijadikan referensi dalam
penelitian sejenis di kemudian hari.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang model pembelajaran Cooperative
Learning telah banyak dilakukan oleh para peneliti dengan menghasilkan
temuan-temuan yang menjadi sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang pembelajaran. Berikut adalah beberapa
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan model pembelajaran Cooperative
Learning :
1.
Penelitian Hilman Fadilah (2010 : 4)
menyebutkan bahwa Model Numbered
Head Together (NHT) adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif
struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling
bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
2.
Penelitian Muhammad Husein (2010 : 139)
dengan judul “Implementasi Cooperative Learning Melalui Strategi Crossword
Puzzle dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas VII
MTS YASPURI di Malang”. Dalam penelitiannya, Muhammad Husein melaporkan bahwa perencanaan
cooperative learning melalui strategi crossword puzzle terbukti
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran
Akidah Akhlak. Perencanaan dibuat setelah peneliti mengetahui
karakteristik siswa kelas VII di MTS Yaspuri Malang yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran.
3.
Penelitian Septi
Dwi Dayanti (2011 : 90) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Pencapaian
Kompetensi Membuat Pola Blazer di SMK N 1 Sewon Bantul” melaporkan bahwa dengan
model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement
Division (STAD) terbukti berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi membuat
pola blazer. Model pembelajaran STAD yang merupakan strategi kelompok belajar
yang terdiri dari 4 sampai 6 peserta didik heterogen kemampuan belajarnya ini
dapat menjadikan suasana belajar menjadi aktif, menarik, tidak membosankan dan
menumbuhkan interaksi antar peserta didik sehingga peserta didik memahami dan
mengerti materi pelajaran yang disampaikan.
Ketiga Penelitian di atas masing-masing membahas
tentang salah satu metode pembelajaran dalam Cooperative Learning dengan
menyebutkan keunggulan dari masing-masing metode. Kesimpulan dari kedua
penelitian tersebut adalah model pembelajaran Cooperative Learning
menekankan pada pentingnya kerjasama antar peserta didik dalam memecahkan
masalah di dalam proses pembelajaran.
Berdasar atas penelitian yang terdahulu, maka
penulis merasa tertarik untuk mengkaji secara umum dari model pembelajaran Cooperative
Learning yang hasilnya mampu meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
proses pembelajaran. Selain itu hasil yang paling penting dari model pembelajaran
Cooperative Learning adalah dapat
meningkatkan interaksi sosial antar peserta didik dan menghilangkan sifat
individual sehingga mewujudkan suasana kekeluargaan dalam proses pembelajaran.
F. Sistematika Pembahasan
Hasil
analisis disajikan menjadi beberapa bab dan masing-masing bab mencakup beberapa sub bab yang berisi
sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, pembatasan
masalah, kegunaan penlitian, penelitian terdahulu, hipotesa, sistematika pembahasan.
BAB II: Kajian pustaka yang terdiri dari deskripsi
data tentang variabel diantaranya model pembelajaran Cooperative Learning, mata pelajaran Aqidah Akhlak, SD IT (Islam
Terpadu) dan kerangka berfikir.
BAB III: Metodologi Penelitian yang terdiri dari tujuan
penelitian, tempat dan waktu penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber
data, teknik cuplikan, teknik pengumpulan data, validitas data dan
teknik analisis data.
BAB IV: Hasil
penelitian yang terdiri dari deskripsi data yang berupa gambaran
umum SD Islam Terpadu Al Mukminun Ngrambe, kondisi obyek
penelitian, dan pembahasan.
BAB V: Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan skripsi
yang penulis susun. Bab lima ini berisi kesimpulan hasil
penelitian dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Diskripsi Teoritis
1. Model Pembelajaran Cooperative
Learning
Model
pembelajaran Cooperative Learning adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran ini dapat memacu semangat belajar siswa karena dalam modal
pembelajaran Cooperative Learning terdapat berbagai macam metode
pembelajaran yang menarik.
2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata pelajaran
Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang diberikan kepada
peserta didik agar dapat memahami makna Aqidah serta mengerti bentuk-bentuk
akhlak yang mulia. Dengan memahami bentuk-bentuk akhlak mulia diharapkan
peserta didik mampu menerapkannya pada kehidupan masyarakat.
3. SD IT (Islam Terpadu)
Sekolah Dasar
Islam Terpadu adalah bentuk sekolah tingkat dasar yang menggunakan model
pembelajaran terpadu dengan menggabungkan kurikulum mata pelajaran umum dengan
mata pelajaran pendidikan agama islam dikembangkan menjadi beberapa muatan
lokal di bidang keagamaan.
Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali,
dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan pembelajaran ini
merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.[7]
B. Kerangka Berpikir
1. Kecurangan, sikap egois, sikap tidak bertanggung
jawab, sikap individual dan hilangnya rasa malu di kalangan peserta didik SD IT
Al Mukminun Ngrambe terjadi karena adanya faktor kemerosotan nilai moral dan
akhlak.
2. Pembelajaran Aqidah Akhlak sangat diperlukan
sebagai pembentukan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu pendidikan tentang
pembentukan akhlak mulia ini harus ditanamkan sejak dini sebagai bekal untuk
menghadapi masa depannya yang terus berkembang sesuai arus teknologi dan gaya
hidup yang materialis.
3. Upaya untuk membantu pemahaman peserta didik
tentang nilai moral dan akhlak ini dilakukan dengan memberikan pembelajaran
Aqidah Akhlak. Namun kenyataannya mata pelajaran Aqidah Akhlak dianggap mudah
dan sepele sehingga peserta didik hanya mengerti materi yang disampaikan tanpa
memahami nilai yang terkandung di dalamnya. Hasilnya peserta didik bisa
mencapai skor yang tinggi pada ujian materi pelajaran Aqidah Akhlak namun tidak
menerapkan nilai-nilai aqidah dan akhlak dalam kehidupannnya.
4. Untuk memperbaiki pemahaman peserta didik yang
hanya menguasai bidang teori saja tanpa menerapkannya diperlukan model
pembelajaran yang inovatif dengan metode yang beragam. Dengan begitu peserta
didik akan semnagat dalam belajar Aqidah Akhlak dan menjadikan materi pelajaran
terkesan dalam ingatannya kemudian menerapkannya dalam kehidupan nyata.
5. Tujuan model pembelajaran Cooperative Learning
adalah untuk membantu pendidik mengatasi kejenuhan peserta didik saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran ini juga mengajarkan peserta didik
untuk berinteraksi sosial dengan peserta didik lain serta memacu pemikirannya
untuk terus berkembang dan kritis sehingga menimbulkan kesan yang mendalam
setelah kegiatan pembelajaran selesai. Dengan demikian tercapailah tujuan
pembelajaran untuk membentuk kepribadian peserta didik yang terampil di bidang
sosial dan berakhlak mulia.
Untuk memudahkan pemahamannya maka skema kerangka
berfikir penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut :
SKEMA
KERANGKA BERFIKIR
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan
dari penelitian yang
dilakukan adalah untuk mengetahui secara jelas melalui analisis Interaktif
tentang penerapan model pembelajaran Cooperative Learning pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak di SD Islam Terpadu Al Mukminun tahun pelajaran
2012/2013.
Sedangkan secara khusus penelitian ini dilakukan
dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di SD Islam Terpadu Al Mukminun
Ngrambe tahun pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui hasil dari penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di
SD Islam Terpadu Al Mukminun Ngrambe tahun pelajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui alasan penerapan model pembelajarana
Cooperative Learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di SD Islam
Terpadu Al Mukminun Ngrambe tahun pelajaran 2012/2013.
B. Tempat dan
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kecamatan Ngrambe,
dengan memfokuskan penelitian di SD Islam Terpadu Al Mukminun yang kurikulumnya
memadukan materi pelajaran umum dengan materi pelajaran agama islam.
Penelitian tentang penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak ini dilakukan selama empat bulan
pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif deskriptif yang diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaaan obyek penelitian berdasarkan
fakta-fakta yang tampak tidak lebih daripada penelitian yang bersifat penemuan
fakta-fakta seadanya (fact finding).
Dalam penelitian ini peneliti
hanya memotret apa yang terjadi pada obyek atau wilayah yang diteliti, kemudian
memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas tanpa
mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadapn obyek atau wilayah yang
diteliti.
2. Strategi Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus. Studi kasus mensyaratkan
suatu tempat tertentu, unik dan terbatas. Meskipun demikian bukan berarti obyek
tidak berhubungan dengan obyek-obyek yang ada di sekitarnya.Dengan kalimat lain, studi kasus sudah mengimplikasikan heterogenitas dan
kompleksitas data sehingga dengan menggunakan strategi penelitian ini dapat
menjawab pertanyaan “Mengapa dan Bagaimana” seperti yang terdapat dalam rumusan
masalah.
Studi
kasus terhadap penerapan model pembelajaran Cooperative Learning pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak dimaksudkan untuk mendeskripsikan bagaimana
penerapan model pembelajaran Cooperative Learning pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak di SD IT Al Mukmimun Ngrambe dan apa penyebab diterapkannya model
pembelajaran tersebut.
D. Sumber Data
Untuk memperoleh
data di atas, penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu :
1.
Sumber data primer
Sumber data primer
adalah para informan
2.
Sumber data sekunder
Sumber data sekundernya adalah berrbagai dokumen-dokumen
dan buku-buku teks yang berkaitan dengan model pembelajaran Cooperative
Learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.
Selain itu untuk memperoleh data
peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas selama proses belajar mengajar
berlangsung dan kegiatan peserta didik di sekolah.
Karena jenis
data penelitian ini adalah kualitatif, maka data disajikan dalam bentuk kata-kata, kalimat,
narasi, uraian, dan berbagai bentuk pemahaman lainnya. Secara kongkret data
yang dikumpulkan terdiri atas rekaman hasil wawancara (mendalam) dengan berbagai
informan.
E. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian
kualitatif lebih cenderung menggunakan teknik cuplikan yang bersifat selektif
dengan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan
pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lain-lain. Teknik cuplikan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah “purposive sampling” yaitu
menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan
data secara maksimal.
Informan dalam penelitian
kualitatif ini adalah informan kunci yang paling mengetahui serta telah
memahami masalah secara mendlam dan mampu memberikan informasi dengan benar,
lengkap dan akurat.
F. Teknik Pengumpulan Data
Secara garis teknik pengumpulam data menggunakan
tiga teknik, yaitu:
1.
Wawancara
Wawancara dilakukam dengan terlebih dahulu menentukan sejumlah informan
dalam rangka memperoleh data mengenai penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Informan yang dipilih adalah yang
paling mengetahui serta yang lebih memahami masalahnya secara mendalam dan mampu
memberikan informasi dengan benar, lengkap serta akurat. Kemudian wawancara mendalam dilakukan dengan lebih bersifat lentur, penuh
nuansa dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, agar
suasana informan tidak merasa diwawancarai sehingga informasinya utuh apa
adanya secara wajar dan merupakan data yang sebenarnya.
2.
Observasi
Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti. Dalam hal ini penelitian
dilakukan dengan observasi nonpartisipan dimana obsever tidak ikut di
dalam kehidupan obyek yang di observasi, dan secara terpisah berkedudukan
sebagai pengamat[14]
dengan mengamati penerapan model pembelajaran Cooperative Learning pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak sesuai dengan sup populasi atau tiap kelas.
3.
Dokumen
Pencatatan arsip dan dokomen dilakukan dengan mengumpulkan data yang
terkait dengan penerapan model Cooperative Learning dan mata pelajaran
Aqidah Akhlak di SD Islam Terpadu Al Mukminun Ngrambe.
G. Validitas Data
Secara singkat triangulasi adalah seperangkat heuristic pembantu bagi seorang peneliti
untuk memahami sesuatu yang baru. Denzin (Janesick, 2009: 271-272) menyebutkan tiga
jenis triangulasi, yaitu: a) triangulasi data, b) peneliti, dan c) triangulasi
teori, metode, dan teknik. Janesick menambahkan jenis keempat, yaitu triangulasi
interdisipliner.
Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
triangulasi yaitu:
1.
Triangulasi data
Triangulasi data dimaksudkan untuk menggali data pada beberapa informan
yang berbeda tentang penerapan model Cooperative Learning pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat dianggap
obyektif.
2.
Triangulasi teori, metode dan teknik
dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teori, metode dan teknik untuk
mendapatkan keabsahan data tentang penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model analisis interaktif yaitu dalam proses pengumpulan data, sekaligus
secara bersamaan juga selalu dilakukan reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan /verifikasi.
Berikut langkah-langkah yang ditempuh dalam
menganalisis dataa dalam penelitian kualitatif ini:
1. Selama proses pengumpulan data berlangsung,
peneliti juga melakukan reduksi data, sajian data dan melakukan review,
refleksi data serta verifikasi sementara.
2. Menyusun pokok-pokok temuan yang penting dan
memahami hasil-hasil temuannya secara menyeluruh sekaligus dengan
bagian-bagiannya.
3. Menyusun sajian data secara deskriptif sistematis
dengan susunan kalimatnya secara jelas agar mudah dimengerti dan dipahami.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam sebuah
unit dari sejumlah unit, dalam hal apabia kesimpulannya dirasa masih perlu
tambahan data.
Untuk memudahkan pemahamannya maka model analisis
interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut :



![]() |
|
|
BAB IV
TIME
SCHEDULE, PEMBIAYAAN DAN DAFTAR PUSTAKA
A. Jadwal Penelitian
Pada Semester
Genap Tahun Pelajaran 2012/2013
No
|
Kegiatan
|
Bulan ke :
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Persiapan
a. Perizinan
b. Penentuan
Lokasi
c. Penetapan
Informan
d. Penyusunan
program
|
√
√
√
√
|
√
|
||
2.
|
Pengumpulan/Analisis
data
a. Wawancara mendalam, observasi langsung,
mencatat dan mengambil arsip dan dokumen, disertai dengan reduksi data serta
verifikasi sementara
b. Review dan refleksi data serta verifikasi
sementara
|
√
|
√
√
|
||
3.
|
Penyusunan
Laporan
a. Penyusunan
laporan awal sementara
b. Review dan
refleksi laporan awal
c. Penyusunan laporan akhir secara sempurna
d. Penggandaan dan penyerahan hasil penelitian
|
√
√
√
|
√
|
B. Pembiayaan
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN
1. PROPOSAL
Ø Biaya rental dan print
proposal Rp
100.000
Ø Fotocopi sumber-sumber
tinjauan pustaka Rp 30.000
Ø Fotocopy perbanyak proposal Rp
50.000
2. PENGUMPULAN DATA
Ø Izin penelitian Rp 50.000
Ø Transportasi Rp 50.000
3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN
LAPORAN SKRIPSI
Ø Biaya rental dan print Rp
100.000
Ø Penjilidan Rp
150.000
Ø Fotocopy laporan penelitian Rp 50.000
+
Total Rp 580.000
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto
Suharsimi, Prof. Dr (2010), Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta: Rineka Cipta.
Darmaningtyas,
(1999), Pendidikan Pada dan Setelah
Kritis (Evaluasi Pendidikan pada Masa Kritis), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fadilah Hilman (2010), Perbandingan Hasil Belajar Matematika siswa
yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Type Numbered Head
Together (NHT) dengan Menggunakan Pembelajaran Model Klasikal,Online: http://hilmanfadilah.wordpress.com/2010/10/29/contoh-proposal-pendidikan-matematika/, (16 Januari 2013).
Jalil
Abdul, Prof. M.Pd (2003-2004), )Diktat
Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif, Surabaya: STITM.
Lie Anita (2004), Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo.
Madrasah
Education Development (2011), Bahan Ajar
Model-Model Pembelajaran, Surabaya: MEDP.
Masjkur,
Drs. H. M.PdI, dkk (2012), Buku Panduan
Penulisan Skripsi, Tempurejo-Ngawi: STITM.
Nawawi Hadari,
Prof. Dr. H (2003), Metode Penelitian
Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ratna,
Nyoman Kutha, Su (2010), Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora pada Umumnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Singarimbun
Masri, Sofian Effendi (1989), Metode
Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES.
Sugiyanto,
Drs. M.Si. M.Si (2009), Model-model
Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Mata Padi Presindo.
Suwarno,
Drs. M.Ag (2008), Panduan Penulisan
Proposal dan Skripsi, Ngawi: STITM.
Tim
Jannatika (2007), Akidah Akhlak Untuk MTs
Kelas VII, Semarang: CV Aneka Ilmu.
Uhbiyati
Nur (1997), Ilmu Pendidikan Islam, Bandung:
Pustaka Setia.
[1] Darmaningtiyas.
(1999), Pendidikan Pada dan Setelah Krisis (Evaluasi Pendidikan Pada Masa Krisis), Jogjakarta : Pustaka
Pelajar, hal.3
[2] Nur Uhbiyati.
(1997), Ilmu Pendidikan Islam, Bandung
: Pustaka Setia, hal. 9
[3] Madrasah Education Development. (2011), Bahan Ajar Model-Model Pembelajaran, Surabaya,
hal. 238
[4] Fadilah Hilman, Perbandingan Hasil
Belajar Matematika Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Type Numered Head Together (NHT)Dengan menggunakan Pembelajaran Model
Klasikal. Dalam http://hilmanfadilah.wordpress.com/2010/10/29/contoh-proposal-pendidikan-matematika. (16 Januari 2013)
[5] Dayanti Septi Dwi, Pengaruh Model
Pembelajaran Cooperative Learning Type Student Team Achievement
Divisions(STAD)Pada Pencapaian Kompetensi Membuat Pola Blazer Di SMK N 1 Sewon
Bantul. Dalam http://eprints.uny.ac.id/4914/1/Pengaruh_Model_Pembelajaran_Cooperative_Learning_Tipe_Students_Team_Achievement_Division_(STAD)_Pada_Pencapaian_Kompetensi_Membuat_Pola_Blazer.Pdf. (23 April 2013)
[6] Sugiyanto Drs.M,Si.M.Si, (2009), Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta
: Mata Padi Presindo, hal. 37
[7] Ibid, hal. 126
[8] Hadari Nawawi Prof.Dr.H. (2003), Metode
Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal.
63
[9] Suharsimi Arikunto Prof.Dr. (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, rev.ed.; Yogyakarta : Rineka Cipta, hal. 3
[10] Nyoman Kutha Ratna Prof.Dr.Su. (2010), Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora pada Umumnya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal. 502
[11] Suharsimi Arikunto Prof.Dr. (2010), Op.Cit, hal. 33
[12] Sutopo, H.B, (1996), Metode Penelitian
Kuantitatif, Surakarta : UNS, hal.21-22
[13] Sanapiah Faisal, (2001), Format-Format
Penelitian Sosial, Jakarta : Raja Grafindo, hal 134
[14] Hadari Nawawi Prof.Dr. (2003), Op.Cit, hal. 104
[15] Nyoman Khuta Ratna Prof.Dr.Su. (2010), Op.Cit, hal. 242
[16] Sutopo, H.B (1996), Op.Cit, hal. 71
Baca Juga
PROPOSAL SKRIPSI TENTANG MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MAPEL PAI
Post a Comment
Post a Comment